Breaking News

Vodafone: Larangan Huawei Akan Mengatur Kembali 5G -


Untuk beberapa waktu, operator seluler telah memberi pengarahan kepada wartawan secara langsung bahwa larangan lengkap untuk memakai peralatan Huawei akan sangat merusak masa depan 5G di Inggris.

Tetapi pada hari Kamis pagi, Vodafone mengeluarkan peringatan keras di depan umum: hentikan penggunaan perangkat Huawei dan 5G akan ditunda, dengan biaya besar bagi kami dan Inggris.

Tinjauan Rantai Pasokan pemerintah ketika ini sedang menyelidiki apakah perusahaan China yang kontroversial itu harus berperan dalam peluncuran 5G super cepat, di tengah kekhawatiran keamanan dan tekanan AS untuk larangan total.

Namun kepala teknologi Vodafone, Scott Petty, sekarang menyampaikan larangan akan mengharuskan perusahaannya untuk mengeluarkan peralatan Huawei dari jaringan 4G yang ada.

"Biaya melaksanakan itu mencapai ratusan juta dan secara dramatis akan mempengaruhi kasus bisnis 5G kami," katanya.

"Kami harus memperlambat penyebaran 5G dengan sangat signifikan."

Apa yang dikhawatirkan negara?

Ada kekhawatiran bahwa China memakai Huawei sebagai proxy sehingga sanggup memata-matai negara-negara pesaing dan mengambil berita yang bermanfaat.

Dan produk-produknya secara teratur menjadi target pengujian keamanan oleh distributor intelijen GCHQ Inggris.

Huawei, bagaimanapun, ingin menggambarkan dirinya sebagai perusahaan swasta yang dimiliki oleh karyawannya, tanpa ikatan dengan pemerintah Cina di luar ikatan wajib pajak yang taat hukum.

Tetapi para kritikus mempertanyakan seberapa bebasnya bisnis besar Tiongkok sanggup dari imbas Beijing.

Dan mereka menyampaikan pendiri media-malu Huawei, Ren Zhengfei, ialah seorang mantan insinyur di tentara negara itu dan bergabung dengan Partai Komunis pada tahun 1978.

Apa yang terjadi dengan Huawei?

Mr Petty menyampaikan Inggris ialah pemimpin dalam kesiapan 5G dan akan tertinggal kalau Huawei dilarang.

Dia menekankan bahwa peralatan Huawei tidak dipakai di bab sensitif dari jaringan 5G, yang Vodafone rencanakan akan mulai diluncurkan tamat tahun ini.

Dan kebijakannya telah dibingkai oleh saran dari National Cyber ​​Security Center (NCSC).

Penasihat umum Vodafone, Helen Lamprell, menyampaikan tidak ada bukti bahwa peralatan Huawei menimbulkan bahaya keamanan.

"Dampaknya besar pada ambisi pemerintah untuk menjadi pemimpin dalam 5G, biaya besar bagi industri ... untuk apa?" ia bertanya.

"Jika ada bukti, kami akan bahagia melihatnya - tetapi sejauh ini kami belum melihat bukti."

Vodafone memakai perusahaan AS Cisco sebagai inti dari jaringan 5G-nya, area paling sensitif, dan peralatan dari Ericsson Swedia di tempat lain.

Peralatan Huawei hanya dipakai di tiang-tiang radio, yang berdasarkan Vodafone ialah area risiko yang sangat rendah: meretas setiap tiang tidak akan memungkinkan kanal ke jaringan yang lebih luas.

Vodafone juga bergabung dengan panggilan untuk semua pembuat peralatan telekomunikasi untuk menjalani investigasi yang sama menyerupai Huawei.

"Huawei tunduk pada banyak pengawasan yang kami anggap hebat," kata Lamprell. "Tapi mereka bukan satu-satunya vendor dan problem teknik yang sama berlaku di mana-mana."

Biaya roaming

Ms Lamprell juga menolak untuk mengesampingkan kembalinya biaya roaming kalau Inggris meninggalkan Uni Eropa tanpa perjanjian penarikan.

Vodafone akan jauh lebih menentukan untuk mempertahankan status quo bagi para pelancong, katanya, tetapi tidak sanggup memastikan apa yang akan dibebankan perusahaan seluler Eropa sesudah Brexit untuk menangani panggilan dari para pelancong Inggris.

"Apa yang harus kita hadapi adalah: apakah kita akan mendapat tagihan besar kembali ke arah lain yang tidak sanggup kita serap?" Kata Ms Lamprell.

Vodafone juga mengungkapkan bahwa semua operator seluler menginginkan batas ketinggian telepon-tiang meningkat dari 25m (82ft) menjadi 50m.

Operator seluler berada di bawah tekanan dari pemerintah untuk meningkatkan jangkauan di kawasan pedesaan terpencil.

Tidak ada komentar